KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum wr .wb.
Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat, taufik, dan hidayahnya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini guna memenuhi tugas membuat blog dan saya beri judul Lampu TL atau Lampu Flourescent. Dalam pembuatan blog ini kami tidak terlepas dari bantuan dan bimbingan dari berbagai pihak. Untuk itu pada kesempatan ini kami ingin menyampaikan terima kasih kepada :Teman-teman kami yang telah memberi semangat.
Tidak ada yang dapat kami perbuat untuk membalas budi semua pihak kecuali mendoakan semoga amal baik yang telah diberikan kepada kami termasuk amal shaleh yang diterima di sisi Allah SWT.
Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna. Untuk itu kami mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun untuk kemajuan kami. Semoga karya tulis ini dapat bermanfaat bagi kami khususnya dan pembaca pada umumnya.
Wassalamu’alaikum wr. wb.
Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat, taufik, dan hidayahnya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini guna memenuhi tugas membuat blog dan saya beri judul Lampu TL atau Lampu Flourescent. Dalam pembuatan blog ini kami tidak terlepas dari bantuan dan bimbingan dari berbagai pihak. Untuk itu pada kesempatan ini kami ingin menyampaikan terima kasih kepada :Teman-teman kami yang telah memberi semangat.
Tidak ada yang dapat kami perbuat untuk membalas budi semua pihak kecuali mendoakan semoga amal baik yang telah diberikan kepada kami termasuk amal shaleh yang diterima di sisi Allah SWT.
Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna. Untuk itu kami mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun untuk kemajuan kami. Semoga karya tulis ini dapat bermanfaat bagi kami khususnya dan pembaca pada umumnya.
Wassalamu’alaikum wr. wb.
Probolinggo,09 Februari 2013
(Rivanly Marshelino Nongko)
Lampu TL atau Lampu Flourescent
Lampu
fluorescent merupakan lampu jenis lampu yang cukup efisien dalam
mengubah energi listrik menjadi energi cahaya, terutama jika
dibandingkan dengan lampu jenis kawat pijar. Tetapi dengan semakin
mahalnya harga energi listrik , akhir–akhir ini telah banyak
diperkenalkan lampu–lampu jenis fluorescent dengan berbagai bentuk dan
ukuran yang ternyata cukup hemat akan penggunaan energi listrik. Salah
satunya adalah lampu fluorescent dengan ballast kumparan berinti besi.
Lampu
fluorescent adalah lampu dengan yang prinsip kerjanya dalam mengubah
energi listrik menjadi energi cahaya berdasarkan pada berpendarnya
radiasi ultra violet pada permukaan yang dilapisi dengan serbuk fluorescent misalnya jenis phospor. Radiasi
ultra violet akan terjadi bilamana elektron–elektron bebas hasil dari
emisi elektron pada elektroda bertumbukan dengan atom–atom gas yang
terdapat dalam tabung pelepas muatan.
Agar
elektroda–elektroda dapat memancarkan elektron, maka perlu bagi
elektroda untuk mendapatkan mekanisme pembantu proses tersebut. Pada
lampu fluorescent biasa, maka proses emisi elektron ini dilakukan dengan
proses pemanasan elektroda–elektroda terlebih dahulu, proses ini
dilakukan oleh alat yang kita kenal dengan nama starter (penganjak).
Untuk dapat menyala maka lampu tabung fluorescent memerlukan tegangan
yang cukup tinggi yaitu kurang lebih 400 Volt, jadi tegangan ini jauh
lebih tinggi dari tegangan jala–jala yang tersedia, oleh karena itu
fungsi starter selain membantu memanaskan elektroda, juga berfungsi
sebagai alat untuk menciptakan tegangan penyalaan bagi lampu.
Jika
penyalaan telah selesai dilakukan, arus listrik akan mengalir melalui
tabung lampu fluorescent, dan karena tegangan pada starter lebih besar
sehingga bimetal pada starter akan terbuka. Oleh karena lampu
fluorescent memiliki karakteristik arus - tegangan negatif, artinya
tegangan pada lampu akan turun bila arus naik dan sebaliknya tegangan
pada lampu akan naik bila arus turun, maka setelah proses penyalaan
berlangsung, arus yang lewat pada tabung akan naik sampai tegangan kerja
pada lampu tercapai. Tegangan ini jauh lebih rendah dari tegangan
jala–jala.
Untuk memelihara tegangan kerja inilah maka pada lampu jenis fluorescent digunakan alat bernama ballast. Fungsi utama dari ballast adalah membatasi besar arus dan mengoperasikan lampu pada karakteristik listrik yang sesuai.
Seperti
yang telah dijelaskan didepan, lampu fluorescent banyak digunakan oleh
masyarakat karena apabila dibandingkan dengan lampu jenis pijar, maka
lampu jenis fluorescent tampak mempunyai efisiensi yang lebih tinggi
yaitu dengan besar daya yang sama, diperoleh kuat penerangan yang lebih
besar, selain itu pada lampu jenis pijar, banyak energi listrik yang
diubah menjadi energi panas saja.
Walaupun
lampu jenis fluorescent mempunyai efisiensi lebih tinggi dari pada
lampu jenis pijar, tetapi lampu ini masih mempunyai kerugian – kerugian
yang cukup berarti yaitu :
Harga
lebih mahal, hal ini tidak terlalu menjadi masalah, sebab masih
terjangkau oleh masyarakat kalangan tertentu. Memerlukan ballast, dengan
adanya ballast ini akan menimbulkan kerugian daya pada ballast sendiri,
yang kerugian cukup besar, dan juga rendahnya harga faktor kerja ( Cos φ
) karena pada lampu jenis fluorescent yang konvensional digunakan
ballast jenis induktor ( kumparan ).
Karena
semakin mahalnya energi listrik, maka dimulailah beberapa cara untuk
menghemat energi listrik, sehingga semakin banyak misalnya digunakan
lampu – lampu jenis tabung fluorescent karena dianggap lebih efisien
dalam mengubah energi listrik menjadi energi cahaya, tetapi kendala
timbul setelah digunakan dalam jumlah yang banyak dan beban yang cukup
besar mengakibatkan menurunya faktor daya sumber yang berakibat tidak
tercapainya jumlah beban dan jumlah daya tersedia dari sumber, akibatnya
penggunaan lampu jenis ini akan menurunkan jumlah daya yang tersedia
dari sumber, juga kesulitan lain berupa sulit menyala dengan normal pada
saat terjadi beban puncak dan menurunya tegangan sumber.
Untuk
mengatasi hal ini maka penggunaan lampu jenis fluorescent yang tetap
dapat dioperasikan seimbang antara jumlah beban (jumlah lampu) dengan
jumlah daya yang tersedia dari sumber. Dengan kata lain kita berusaha
agar daerah atau rentangan beban (lampu TL) yang masuk pada sistem
mempunyai faktor daya lebih tinggi mendekati faktor daya dari sumber
agar tercapai efisiensi penggunaan daya listrik, sehingga akan sama atau
mendekati sama antara daya nominal beban dengan daya nominal sumber.
Skema Inverter Lampu TL 12 Volt
Sebuah rangkaian inverter sederhana
untuk menyalakan Lampu TL Bagi anda yang membutuhkan penerangan yang
portabel, aman dan mudah untuk digunakan. Rangkaian TL 12 Volt DC
adalah pilihan yang tepat, hal ini karena rangkaian membutuhkan daya
yang kecil namun cahaya yang dihasil cukup terang. Komponen dapat dicari
dengan mudah di toko terdekat anda dan harganya sangat terjangkau.
1. T1 = Trafo 6V/300mA
2. C1 = Elco 100uf 25V
3. C2 & C3 = Kapasitor Ceramic 0.01uf 25V
4. C4 = Kapasitor Ceramic 0.01uf 1KV
5. R1 = Resistor 1K 1/4W
6. R2 = Resistor 2.7K 1/4W
7. Q1 = MOSFET IRF510
8. U1 = IC 555
9. Lampu TL
Tips Membuat Lampu TL Mudah Menyala
Sobat
masih memiliki lampu TL yang panjang dan sangat memakan tempat itu? Sobat
kesulitan menghidupkannya? Mungkin trik ini sudah usang seiring popularitas
lampu elektrik yang kian murah dan hemat listrik, namun bagi sobat yang
membutuhkan, berikut Blogger Gundul sajikan tips membuat lampu TL mudah menyala.
Dalam
tips ini, Blogger Gundul tidak akan menyajikan bagaimana lampu TL bekerja namun
bagaimana kita dapat memanfaatkan jenis lampu ini dengan nyaman, tanpa harus repot-repot
memencet saklar sedini mungkin agar lampu ini dapat menyala. Terlebih ketika
kita tinggal di daerah yang sumber arus listriknya kurang ataupun tidak stabil,
menyalakan lampu TL di malam hari akan sangat sulit dan sering hanya
berkedip-kedip semata.
Lampu
TL sendiri yang dikenal dengan istilah lampu flourecent ini mampu mengubah energi
listrik menjadi energi cahaya sehingga menjadi media penerangan yang cukup baik.
Komponen utama dari rangkaian lampu ini adalah lampu itu sendiri, kabel, starter,
dan ballast atau sering disebut dengan trafo.
Agar
lampu TL dapat menyala dengan mudah, disarankan dalam pemasangan rangkaiannya,
sobat memilih ballast atau trafo yang ukurannya lebih besar. Ingat, fungsi
utama ballast atau trafo adalah membatasi besar arus dan mengoperasikan lampu
pada karakteristik listrik yang sesuai sehingga seolah alat ini adalah pemasok
utama arus pada lampu TL.
Sebagai
contoh, jika sobat memakai lampu TL 10 watt, usahakan memasang ballast sebesar
15 watt atau 20 watt. Hal ini akan mempercepat TL menyala karena arus yang
dikeluarkannya besar untuk menggerakkan TL agar cepat bereaksi.
Namun
demikian, selisih watt ini harus tidak terlalu besar, menurut pengalaman
paling maksimal 2x dari watt lampu, atau untuk TL 10 watt, ballast maksimal
harus 20 watt. Hal ini untuk menjaga keawetan lampu karena jika selisihnya
terlalu besar, semisal lampu Tl 10 watt diberi ballast 30 watt, lampu akan
mudah terbakar, dengan tanda cepat menghitam pada ujungnya.
Itulah
tips membuat lampu TL mudah menyala. Untuk daerah yang memiliki arus listrik
lemah, tips ini sangat penting agar lampu TL tetap dapat dinyalakan meskipun
pada malam hari ketika lampu-lampu lain telah lebih dahulu menyala.
artikelnya kurang menarik.. karena menjelaskannya tidak rinci.
BalasHapusanda benar sekali, kurang menarik
BalasHapustidak ada penjelasan untuk bagian bagian lampu tl nya
BalasHapusKomentar ini telah dihapus oleh pengarang.
BalasHapusWow, disini juga ada lo kak https://lampuct.visualsociety.com.
BalasHapusWow, disini juga ada lo kak https://lampuct.visualsociety.com.
BalasHapusKetidaksempurnaan adalah keniscayaan nikmati saja keikhlasan berbagi lebih mulia
BalasHapustitanium density - Titanium-Arts.com
BalasHapusIn the U.S. Department of Environmental suunto 9 baro titanium Protection, titanium dioxide (CO 2) is a key component of the ozone titanium knee replacement layer. A compound known titanium sheets as a aftershokz trekz titanium precursor of titanium tube ozone